Categories

‘Mengapa kami menutupi kasus?’: Rumah sakit garis depan Indonesia membela kebijakan virus korona

‘Mengapa kami menutupi kasus?’: Rumah sakit garis depan Indonesia membela kebijakan virus korona

JAKARTA (Reuters) – Indonesia memiliki sumber daya untuk mengatasi wabah virus korona, kata direktur rumah sakit penyakit menular terkemuka, membela prosedur deteksi di negara Asia Tenggara berpenduduk lebih dari 260 juta itu, di mana tidak ada kasus yang dilaporkan.

Negara terpadat keempat di dunia itu hanya menguji 141 kasus yang dicurigai, angka kecil untuk populasinya, memicu kekhawatiran di antara beberapa profesional medis tentang kurangnya kewaspadaan dan risiko kasus yang tidak terdeteksi.

Negara tetangga Malaysia dilaporkan telah menjalankan sekitar 1.000 tes, dan Inggris lebih dari 10.000.

“Kami tidak dapat meragukan keterampilan kami dan fakta-fakta yang kami kumpulkan,” kata Dr Muhammad Syahril, direktur rumah sakit Sulianti Saroso di Jakarta, ibukota, ketika ditanya mengapa Indonesia tidak mendeteksi kasus.

“Jika kami tidak memiliki kasus, kami tidak memiliki kasus,” katanya dalam sebuah wawancara di rumah sakit Jumat lalu (28 Februari). “Mengapa kita menutupinya?”

Virus ini telah menginfeksi hampir 87.000 orang di seluruh dunia dan menewaskan hampir 3.000, mayoritas di China, menyebar ke lebih dari 60 negara.

Sulianti Saroso adalah rumah sakit utama di Indonesia untuk menangani kasus virus yang dicurigai, di antara 135 yang ditunjuk untuk tugas tersebut.

Upaya Indonesia termasuk menyaring suhu kedatangan di bandara dan menyarankan bahwa siapa pun yang kemudian menjadi tidak sehat harus menghubungi otoritas kesehatan.

Rumah sakit menawarkan 11 ruang isolasi untuk pasien dengan gejala seperti pneumonia, kata Dr Syahril, menambahkan bahwa tiga orang sedang dirawat, sementara 21 berada dalam isolasi sebelum dites negatif.

admin

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read also x