Wellington (AFP) – Hampir 2.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Fiji ketika Topan Tropis Sarai menghantam negara kepulauan Pasifik itu dengan hujan lebat dan angin kencang pada Sabtu (28 Desember).
Dengan hembusan angin hingga 140 kilometer per jam, Sarai telah merobohkan pohon dan memutus pasokan listrik sambil menelantarkan ribuan wisatawan karena penerbangan ke dan dari Fiji dibatalkan atau dijadwal ulang.
Warga Selandia Baru Melonie Sheppard, yang berlibur di Pulau Mana di sebelah barat daratan Fiji, menggambarkan situasinya sebagai “menakutkan” dan mengatakan resor mereka terkunci.
“Kami dihantam oleh angin kencang dan hujan horizontal. Resor ini menyediakan makanan kemasan dan air langsung ke kamar ketika mereka bisa,” katanya kepada New Zealand Herald.
“Angin menderu dan puing-puing pohon beterbangan, pintu dan jendela bergetar, ombak besar bergulir ke pantai. Air sekarang bocor ke beberapa ruangan – kadang-kadang agak menakutkan.”
Pemerintah Fiji mengeluarkan pernyataan yang memperingatkan “angin destruktif dengan … banjir laut pesisir diharapkan”.
Kantor Manajemen Bencana Nasional Fiji mengatakan pada pertengahan pagi pada hari Sabtu, 1.970 orang telah mencari tempat penampungan darurat dan belum ada laporan tentang cedera.
Direktur kantor Vasiti Soko mengatakan kru darurat membantu orang-orang di daerah dataran rendah untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Di jalurnya saat ini, topan itu diperkirakan akan lewat berdekatan dengan pulau utama Fiji, Viti Levu, kemudian melintasi pulau-pulau selatan Fiji, sebelum menuju Tonga, yang telah mengaktifkan pusat peringatan siklon tropisnya dengan badai yang diperkirakan akan tiba pada Minggu malam.
